Senin, 08 Juni 2015

Dialog!

Refleksi Dini Hari..,
Coretan singkat, untuk menjawab keresahan individu-individu luar biasa yang selalu merapatkan barisan untukku.
Kita sama-sama berada pada kondisi lelah dan jenuh. Seharian mengikuti rangkaian kegiatan Festival Seni.pikiran penuh kepenatan dang rasanya ingin sesegera mungkin merebahkan diri ini untuk melepaskan semuanya.
Aku ingin menjawab keraguan kalian. Berkaitan dengan banyaknya tanya dalam benak hingga mengganggu pikiran.
“Melangkah sejauh ini, bukan tanpa arah dan tujuan. Menyukai seorang gadis di masa-masa sekarang, sangat berbeda dengan waktu yang telah lalu. Ketika mengikuti kata hati, memutuskan untuk menyukai gadis yang akhir-akhir ini adadalam hati dan benak merupakan satu keputusan yang menandai bawal perjalanan. Bukan hal mudah untuk mengecap manis kebersamaan dalam jalinan kisah-kasih. Semua butuh waktu dan proses dengan kesabaran dan tenaga ekstra. Ketikatahu bahwa ini tak akan mudah, maka saat itu jalan panjang akan segera dimulai. Aku takkan berlari ke mana-mana, hati akan meneguhkan diri meskipun pikiran melayang jauh. Aku merasakan dorongan dari dalam, untuk terus berusaha hingga batas akhir. Meskipun takkan pernah tahu apa yang akan terjadi esok, tak perlu merisaukannya. Lakukan apa yang harus dilakukan saat sekarang. Aku terlalu naif memimpikan sesuatu yang mudah berjalan dengan mulus dihiasi hal-hal indah. Kenyataanya harus berusaha tanpa keterpaksaan dan penyesalan. Tak ada alasan untuk berlari dan mengubah arah. Tetap dengan jalan ini, menemukan jawaban dari perjalanan ini ”
Seperti apa rasa itu?
Sesuatu yang tak dapat kudeskripsikan.
Aku hanya merasakan hari-hari menjadi lebih berwarna dari biasanya dan ada harapan (Kamu) di sana.

Gadis yang akhir-akhir ini kusukai



Sejak kapan ini semua bermula, samar-samar Aku tak tahu persisnya. Semenjak saat itu, sesuatu yang berbeda telah terjadi. Aku merasa hari-hari lebih indah dan menawarkan gairah baru untuk kuraih. Rutinitas yang membosankan perlahan tergantikan semangat baru, membuat warna-warni indah yang seakan terus memancarkan kemilau. Malam terasa lebih cepat dari biasa dan Aku ingin menyongsong hangat mentari sebelum sempat menyinari ruang ini. Namun Pagi terasa semakin singkat dan harus sesegera mungkin berganti menjadi gelap. Aku menikmati jeda di antara pagi dan malam. Suatu Sore (Senja) menawarkan pesona tersendiri, memberi kesempatan untuk menikmati kenikmatan malam dan pagi.
Tahukah?
Aku tak pandai mendeskripsikan sesuatu yang ada di ruang ini. Menunjukan sesuatu yang mengganjal pikiran akhir-akhir ini. Semuanya berimbas pada waktu, terasa cepat berlalu dan enggan untuk mengakhiri. Aku tak pandai menulis apalagi berkisah. Aku hanya anak baru dalam dunia yang terasa baru setelah sekian lama berada dalam kotak kayu. Mengapa kotak kayu?
Kayu bukan kurungan semacam besi dan Aku bukan binatang yang terkurung. Kayu bukan kaca yang harus kupecahkan untuk mendapat angin segar. Aku memiliki kebebasan dan menikmati kebebasan dengan cara sendiri. Sesuatu yang terlihat konservatif tentunya. Bahkan aneh bagi sebagian orang karena menjadi linglung.
Awal September di tahun yang sudah lalu. Aku menemukan diri sendiri di tengah hamparan lembah sunyi yang dingin. Tempat sejak awal kumulai kehidupan dan membentuk sebagian karakter yang bersemayam dalam diri. Dari tempat itu Idealisme terbentuk bercampur dengan filosofi yang sempurna menurutku. Aku tak memaksakan orang lain untuk mengerti dan memahami tentang siapa dan mengapa serta pertanyaan yang akan datang bertubi-tubi setelah itu.
Aku tiba pada penghujung waktu menikmati kesunyian lembah dingin. Beranjak ke tempat kedua. Pengasingan jauh di negeri yang tak layak menjadi tempat pengasingan. Mengapa? Aku tak tahu persis, pikiran terbagi menjadi cabang yang tak terhitung dan membingungkan. Aku menikmati itu semua. Kembali ke tempat yang berbeda. Hawanya hangat bahkan kadang menjadi panas. Tapi tak sempat membakar karena Aku telah berkobar sebelum sempat terbakar.
Semakin banyak kata yang berputar dalam benak. Semakin membawa dalam kebingungan yang dalam. Tak sempat menenggelamkan dalam buaian.
Aku berdiri pada sisi ruangan yang tampak kecil. Memposisikan diri pada salah satu sudut. Sempurna? Kupikir begitu, dari situ kudapati sosok yang ada dalam tulisan aneh ini. Sudut sempurna itu membentuk kesan awal. Kesan yang membekas dalam lamunan panjang yang mulai mengacaukan waktu-waktuku. Setidaknya waktu hening yang berubah arah. Waktu seharusnya mulai merefleksikan perjalanan seharian yang selalu sama dari saat ke saat.
Aku melihat, menyusuri lekukan dengan perlahan. Menikmati setiap inchi yang enggan berlalu. Aku memandang jauh ke depan. Kudapati sedikit senyuman dan tatapan klise. Pikiran berputar sedemikian cepat dan daya kejut menghantam lamunan. Ada rasa yang sukar teridentifikasi, bak objek terbang asing yang harus kutemukan jawabannya. Aku suka, bahkan lebih dari yang kukira. Aku tertarik medan magnet, terbawa arus dengan kesadaran yang sama. Kupastikan tetap dalam kesadaran dan mengontrol diri sepenuhnya.
Kurasakan bisikan-bisikan kecil di telinga.
“Sudah saatnya keluar dari kotak kayu”
“Tanpa takut melangkah, terbawa perasaan yang dalam”
“Jangan kehilangan arah, Kau punya pegangan yang selalu ada dalam setiap refleksi panjang”
Ini adalah langkah pertama, dari sekian banyak langkah diwaktu lampau. Melangkah dengan penuh keyakinan. Jangan merisaukan hari esok dan setelah hari esok. Saat ini, lakukan yang harus dilakukan dengan harapan dan keyakinan yang sama.
Aku menemukan diriku sendiri, dalam rangkaian panjang yang belum akan berakhir dan takkan pernah berakhir. Setiap akhir selalu ada awal baru.akhir hanya menjadi selesainya satu bagian penting untuk bagian selanjutnya. Semua bagaikan rangkaian berseri. Saat ini dan saat lalu hingga saat itu, semua adalah sama.
Aku tetap di sini, masih di sudut sempurna seperti awal menemukan sosok itu.
Gadis di masa mudaku.
Membawa lamunan ini terbang jauh, tanpa memberi jeda untuk lamunan gadis lain. Usisihkan sedikit cerita membingungkan seperti kelakuan yang sama seperti cerita ini.
Teruntuk gadis yang akhir-akhir ini kukejar.

Sabtu, 02 Mei 2015

Rasa

Antara Dia dan Aku, sesuatu di luar jangkauan logika yang telah menyentuh rasa. Meresapi setiap hal kecil, dengan mengalami bersama dan mempelajari kaitan dari Makna. Terjadi suatu interaksi yang tidak biasa. Bukan sekedar jantung bergedup (dag,dig,dug), kaki serasa lemas ataupun mata berbinar-binar. Ini lebih dari sesuatu yang ada dipikiran. Imajinasi ikut bermain peran, membawa pengalaman dari A-Z. Bercampur dengan perasaan, menjadi satu kesatuan yang menjaga keseimbangan. Logika dan Rasa, menghasilkan keseimbangan yang nyata. Membawa asa untuk terus terbang tinggi. Ketika Logika menjadi dominan, sejak itu sangkar besi menjaga diam dalam satu kotak. Ketika Rasa menjadi dominan, sejak itu retakan-retakan mulai mengikis perlahan diri. Keduanya bermuara pada ketidakberdayaan dan keengganan untuk mengalami. Mengalami sesuatu yang lain dari diri sendiri. Membuka pengalaman baru yang kaya dengan pengajaran untuk lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Karena kita harus mengalami segala sesuatu, dari sisi yang tidak pernah sama dengan beragam sudut pandang yang akan membentuk Keseimbangan. Gelora jiwa muda yang meletup-letup, diarahkan ke dalam jalur yang tetap. Sehingga menghasilkan sesuatu yang berbuah, bukan sebaliknya meranggas dan menjadi bola liar. Dialog dengan diri Sendiri, butuh Keseimbangan untuk memahami dan mengerti. Selami setiap hal dengan mengalami.